CARI DISINI?

Thursday, March 17, 2011

Hp Cina Menekan Pasar Amerika & Eropa

Belum lama ini terbersit kabar, bahwa para pembuat hp Cina, yang di Indonesia kemudian diaku sebagai produk lokal, mulai melirik pasar di Amerika dan Eropa. Bahkan beberapa merek sudah mulai mendapat pasar, misalnya ZTE atau Huawei dan beberapa merek yang dibuat oleh pabrik Lobo di Taiwan.
Kabar tersebut cukup menyentak, sebab sudah menjadi rahasia umum bahwa hp Cina “bukan tempatnya” kalau dijual di dua benua itu. Maksudnya, berbeda dengan Indonesia atau negara sedang berkembang lainnya utamanya di Asia dan Afrika, hp yang laku di Eropa dan Amerika kebanyakan hp pintar (smart phone), bukan hp ecek-ecek yang murah meriah.
Merek Lokal Kalah Cepat
Apa pun, bagaimanapun, pemasaran hp Cina ke dua benua itu agak memukul para pemegang merek lokal di Indonesia, semisal Nexian, Ti-Phone, HTC, BlueBerry, Cross, Vitell, Ndezo, atau seabrek merek hp lokal lainnya. Banyak di antara pemilik merek itu yang terkejut, kenapa bukan mereka saja yang memasarkannya ke kedua benua tadi.
Seorang importir hp Cina yang menjualnya dengan merek lucu mengatakan, seharusnya importir hp lah yang melakukan terobosan dengan memasarkan hp merek mereka ke luar negeri, ke Amerika dan Eropa. “Kami punya rencana tapi harus pelan-pelan. Tapi eh, pabrik di Cina yang duluan,” katanya tertawa kecut.
Tetapi Martono, yang memiliki merek Nexian bersama Z Tanzil (Sellular Shop) mengaku tidak terkejut dengan adanya penetrasi hp Cina ke kedua benua tadi. “Kami juga sudah memasarkan Nexian ke Malaysia dan pasarnya bagus,” ujarnya.
Namun kalangan importir dan pemilik mereka hp lokal bilang, Nexian tidak hanya diekspor langsung dari Cina ke Malaysia, melainkan juga ke India, Pakistan, Banglades, dan dijual di Cina sendiri selain ke negara-negara Asia lainnya. “Jangan lupa,
Sellular Shop sudah dijual kepada investor dari India yang juga menguasai beberapa merek lokal India, dan pasti Nexian juga akan dijual ke sana,” ujar Hengky Setiawan, pemilik hp Ti Phone yang selalu tampil dalam iklan hpnya itu.
Menurut dia, tidak ada salahnya hp lokal Indonesia diekspor ke luar negeri, meskipun diakuinya Eropa dan Amerika bukan pasar yang tepat. Saat ini tiPhone sudah beredar banyak di Vietnam, tetapi belum ke negara lain dan tidak akan masuk ke Jepang. Ia berencana dalam waktu dekat tiPhone masuk pasar Afrika, yang dinilainya terbuka lebar dan menguntungkan. “Pertama kali kami akan memasarkan tiPhone ke Kongo, Afrika,” katanya.
Namun, raja hp – yang kini lebih suka menggeluti properti – Hermes Thamrin, pemilik Global Teleshop yang besar bersama Nokia, tidak percaya ada hp merek lokal buatan Cina yang masuk pasar Amerika dan Eropa. Katanya, budaya beli orang Barat, utamanya Eropa dan Amerika, sangat berbeda dengan budaya beli orang Indonesia. “Masyarakat kedua benua itu lebih suka fungsi dibanding tampilan dan mereka sangat konservatif, tidak sesering orang Indonesia berganti hp. Dan, mereka tidak akan menggunakan hp murah kelas bawah, lebih menyukai hp pintar,” ujarnya awal pekan ini.
Dari keseharian terlihat, cara penggunaan hp di kalangan masyarakat kedua benua itu pun beda. Mereka tidak demonstratif seperti masyarakat kita, hp tidak terlihat ditenteng ke mana-mana, bahkan tidak sungkan membawa hp “jadul’ buatan tujuh – sepuluh tahun lalu. Meskipun begitu, hp pintar Nokia Communicator tidak mereka sukai. Ini berbeda dengan Indonesia dan masyarakat negara-negara Pasifik yang sempat memuja Communicator.
Menurut Hermes lagi, Nokia, bagaimanapun masih memimpin pasar, baik di dunia maupun di Indonesia. Namun ia menolak menyebut pangsa pasar Nokia dengan alasan sudah tidak terlalu memahami industri perhpan, karena lebih konsentrasi ke properti. “Tetapi tidak betul lah, kalau pangsa pasar hp lokal sudah 50 persen mengalahkan Nokia,” katanya.
Hp pintar
Berbagai sumber di pasar industri telekomunikasi mengakui, bahwa penetrasi pasar hp merek Cina sudah tinggi. Ada yang menyebut 50 persen, namun angka pesimis menyebut sekitar 35 persen. Angka ini sedikit lebih tinggi dibanding pangsa pasar hp Nokia yang bertengger di sekitar 32 persen, disusul Samsung 12 persen, Sony Ericsson 7 persen dan sisanya LG dan sebagainya, sementara Motorola sudah menuju ke kematiannya.
Nokia mampu bertahan karena berbagai sebab, antara lain karena pemakainya atau keluarga penggunanya sangat puas pada hp tahan banting itu, sehingga menimbulkan kesetiaan pada produk. Model Nokia juga bisa memenuhi selera pasar yang membuat produknya masih terserap, walau jumlahnya tidak sebesar dekade lalu sebelum serbuan penetrasi hp lokal.
Para pengamat pasar meramalkan, di tahun 2011 ini akan terjual hp sekitar 50 juta. Sebanyak 30 juta di antaranya dibeli oleh mereka yang sudah punya hp dan ingin mengganti dengan hp baru, sementara sisanya pemakai baru. Dari jumlah itu, hingga akhir tahun pangsa pasar hp lokal buatan Cina memang akan merangsek ke angka mendekati 50 persen. Sementara Nokia akan bertahan di 28 persen hingga 30 persen. Dari sisi volume alias banyaknya hape terjual, mungkin Nokia kalah. Tetapi dari jumlah uang yang didapat, bisa jadi Nokia masih unggul dibanding merek lain atau gabungan hp lokal.
Pemilik-pemilik merek terkenal lama – maksudnya Nokia, Samsung, Sony Ericsson, LG – tidak bisa menerima kenyataan bahwa pangsa pasar mereka tergerus hp lokal. Kata Hengky, “Hasil survey GfK (surveyor pemeringkat pasar hp) dipengaruhi oleh kepentingan mereka, sehingga GfK tak mungkin menyebutkan pangsa hp lokal 50 persen.”
Pemerhati mengakui bahwa pangsa pasar merek terkenal tadi tergerus, terutama di kelas bawah. Hingga tahun lalu mereka masih berjaya di hp menengah atas. Walaupun begitu, pangsa pasar hp pintar sejak dua tahun terakhir sudah tergerus oleh BlackBerry, dan kini mulai digerus hp lokal khususnya Android.
Dewasa ini diperkirakan ada lebih dari 28 merek hp lokal yang memenuhi pasar hp di Indonesia. Di antara jumlah itu ada yang baru masuk pasar tengah tahun 2010, atau bahkan akhir tahun lalu. Ada pula yang sudah tidak muncul di pasar sejak
pertengahan tahun 2010. “Bukan hilang satu tumbuh sepuluh, tetapi hilang sepuluh tumbuh sepuluh,” ujar sinis seorang mantan importir hp lokal yang rugi besar dan tutup tahun lalu, karena hpnya tidak laku. Saat ini di gudangnya masih ada ribuan hp yang tidak terjual.
Tuntutan Pasar Terus Bergerak
Tuntutan masyarakat Indonesia memang bergerak terus, dari hp murah meriah menjadi hp murah tampilan mahal bak BB yang QWERTY, lalu menjadi hp setengah pintar atau bahkan hp pintar. Kini pasar malah ingin hp lokal yang pintar, yang bisa dipenuhi oleh hp-hp bersistem operasi Android. Harganya pun – walau tidak murah – tapi mulai terjangkau oleh masyarakat yang pendapatannya makin meningkat.
Kecenderungan ini tampak jelas dengan makin banyaknya hp lokal bekas di pasar yang laku dijual, walau dengan harga sangat dibanting. Namun tumbuhnya pasar hp lokal bekas menunjukkan bahwa kualitas hp lokal sudah mulai bisa diandalkan, dari sebelumnya sangat ringkih. Sebelumnya pembeli hp lokal yakin kalau bisa bertahan setahun saja itu sudah bagus.
Permintaan para importir pada para vendor untuk membuat hp pintar dan semi pintar, sekaligus membuka mata para pabrikan hp di Cina, bahwa mereka bisa menguasai pasar. Sudah pasti dengan harga produksi yang jauh lebih murah dan kualitas yang hampir seimbang dengan misalnya iPad, membuat pasar hp Cina terbuka di Eropa dan Amerika.
Sekarang ini, dalam waktu dekat, akan muncul tandingan iPad yang dikeluarkan oleh SkyBee, yang akan dinamai – kalau jadi – SkyPad, yang dengan kemampuan hampir setara tetapi harga jauh lebih murah dibanding iPad. Kualitasnya? Akan membaik sejalan dengan waktu dan tuntutan pasar.
Pabrikan hp Cina yakin, kemampuan mereka menciptakan hp pintar – bukan hanya menyontek isi perut merek lain – akan meluaskan pasar mereka, bukan hanya ke Indonesia atau negara-negara Asia Tenggara atau Afrika. Selama ini mereka hanya memasok belasan bahkan puluhan importir hp Indonesia, hp-hp yang merek dan tampilannya berbeda, namun isi perutnya sama.
Murahnya harga hp buatan vendor Cina yang dijual di Amerika dan Eropa, nyaris sama dengan harga di Indonesia, sempat mengguncangkan pasar setempat. Saat ini pangsa pasar hp Cina di dua benua itu, memang masih sedikit karena masyarakat masih perlu diyakinkan bahwa hp China juga bisa sebaik Nokia dan Sony Ericsson, dan itu perlu waktu.

sumber:http://www.tabloidsinyal.com/2011/03/06/hp-cina-menekan-pasar-amerika-eropa/
Artikel Menarik Lainnya


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 


  © Blogger template 'ASIK-For You' by uc1n.com Blog For blognya-gadget Blog untuk Gadget Yang di cari 2012

Harga dan spek HP terbaru